Investasi Triliunan, Peringkat Terpuruk: Siapa Sebenarnya yang Mengurus Man United?

klasemenligainggris.idManchester United, klub raksasa yang seharusnya bersaing di puncak. Namun, musim 2024-2025 menjadi mimpi buruk. Mereka terdampar di peringkat 15 Liga Primer. Ini adalah posisi yang tak terbayangkan. Terutama setelah menghabiskan dana fantastis. Angka Rp17 triliun disebut-sebut sudah dihabiskan. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Pertanyaannya pun muncul: Siapa yang urus Man United sebenarnya? Kegagalan ini memicu kemarahan fans. Mereka menuntut jawaban dan perubahan drastis.

Glazer dan INEOS: Dua Kekuatan di Balik Layar Manchester United

Untuk memahami siapa yang urus Man United, kita harus melihat strukturnya. Saat ini, Manchester United dimiliki oleh dua entitas utama. Mayoritas saham masih dipegang oleh Keluarga Glazer. Mereka telah menjadi pemilik kontroversial selama bertahun-tahun. Kepemimpinan mereka sering dikritik. Terutama soal utang dan kurangnya investasi.

Namun, sejak awal 2025, ada perubahan signifikan. Sir Jim Ratcliffe melalui perusahaannya, INEOS, telah membeli saham minoritas. INEOS kini memiliki sekitar 27,7% saham klub. Ratcliffe juga mengambil alih kendali operasional sepak bola. Ini adalah langkah besar menuju perubahan. Namun, Glazer masih menjadi pemilik mayoritas. Jadi, tanggung jawab dibagi antara kedua belah pihak. Kegagalan di peringkat 15 Liga Primer ini. Ini menjadi sorotan bagi mereka berdua.

Pengeluaran Fantastis Rp17 Triliun: Jejak Transfer yang Membengkak Tanpa Hasil

Angka Rp17 triliun yang dihabiskan bukan main-main. Ini adalah jumlah belanja yang masif. Data menunjukkan Manchester United adalah salah satu klub terboros. Terutama dalam satu dekade terakhir. Dana ini digunakan untuk mendatangkan banyak pemain. Nama-nama besar seperti Harry Maguire, Antony, Casemiro, dan Rasmus Hojlund. Mereka semua didatangkan dengan harga mahal. Namun, investasi ini belum membuahkan hasil. Tim tetap kesulitan bersaing di level atas.

Banyak pembelian mahal gagal total. Mereka tidak sesuai ekspektasi. Ini menunjukkan masalah serius. Masalah dalam rekrutmen pemain. Baik dari segi identifikasi target. Maupun proses negosiasi harga. Pembengkakan anggaran transfer ini. Ini adalah bukti adanya mismanajemen. Terutama dalam alokasi dana yang begitu besar. Pengeluaran Rp17 triliun ini patut dipertanyakan. Mengapa hasilnya justru terpuruk di klasemen? Ini adalah pertanyaan mendasar yang harus dijawab.

Erik ten Hag dan Ruben Amorim: Deretan Manajer yang Berganti Tanpa Solusi

Musim 2024-2025 menjadi bukti ketidakstabilan manajerial. Erik ten Hag memulai musim ini. Namun, ia dipecat pada Oktober 2024. Ini menunjukkan kurangnya kesabaran manajemen. Atau memang kinerja yang tidak memuaskan. Setelah itu, Ruud van Nistelrooy sempat menjadi interim. Kemudian, Ruben Amorim diangkat sebagai pelatih kepala permanen. Pergantian manajer ini seharusnya membawa dampak. Dampak positif pada performa tim.

Namun, hasilnya tidak berubah banyak. Manchester United tetap terdampar. Mereka di peringkat 15 Liga Primer. Ini menunjukkan masalah lebih dalam. Masalah yang tidak hanya pada manajer. Ada masalah struktural di klub. Masalah yang menghambat kemajuan tim. Pertanyaan ini terus mengemuka. Kegagalan di lapangan adalah cerminan. Cerminan dari keputusan di balik meja.

Krisis di Lapangan: Mengapa Man United Terperosok ke Peringkat 15 Premier League

Penampilan di lapangan adalah cerminan dari semua masalah. Man United terperosok ke peringkat 15. Ini adalah posisi yang sangat memalukan. Mereka kalah dari tim-tim yang seharusnya bisa mereka kalahkan. Pertahanan mereka rapuh. Lini tengah mereka mudah ditembus. Dan lini depan mereka tumpul. Mereka kesulitan mencetak gol. Serta mudah kebobolan.

Banyak faktor yang berkontribusi pada krisis ini. Cedera pemain kunci menjadi salah satunya. Namun, itu bukan satu-satunya alasan. Kurangnya konsistensi performa pemain. Kurangnya kepemimpinan di lapangan. Serta taktik yang tidak efektif. Semua ini berkontribusi pada kemerosotan. Ini bukan hanya soal pemain individu. Ini soal kinerja tim secara keseluruhan. Hasil di peringkat 15 Liga Primer ini. Ini adalah peringatan keras bagi semua pihak.

Peran INEOS di Bursa Transfer dan Struktur Sepak Bola: Apakah Mereka Mampu Membalikkan Keadaan?

Kehadiran INEOS membawa harapan baru. Sir Jim Ratcliffe berjanji membawa perubahan. Ia telah mengambil alih operasional sepak bola. Ini berarti ia punya kendali penuh. Kendali atas rekrutmen dan strategi jangka panjang. Ia bahkan berencana merenovasi Old Trafford. Namun, hasilnya belum terlihat di klasemen. Tim masih di peringkat 15 Liga Primer.

INEOS harus melakukan perombakan besar. Mereka harus membersihkan “rumah”. Memecat staf yang tidak kompeten. Mengubah struktur rekrutmen pemain. Serta menunjuk direktur olahraga yang tepat. Ini adalah tugas yang sangat berat. Tapi, ini adalah harapan terakhir. Harapan untuk menyelamatkan Manchester United. Investasi Rp17 triliun harus dipertanggungjawabkan. Mereka harus membuktikan. Bahwa mereka mampu membalikkan keadaan.

Kesimpulan: Masa Depan Manchester United di Tengah Badai Krisis

Masa depan Manchester United kini dipertaruhkan. Dengan pengeluaran Rp17 triliun dan posisi peringkat 15 Liga Primer. Klub ini menghadapi krisis serius. Pertanyaan siapa yang urus Man United menjadi sangat relevan. Keluarga Glazer dan INEOS harus bekerja sama. Mereka harus menemukan solusi konkret.

Fans telah terlalu lama menderita. Mereka haus akan kesuksesan. Mereka menginginkan tim kembali ke puncak. Tanpa perubahan signifikan. Tanpa akuntabilitas yang jelas. Manchester United bisa terus terpuruk. Ini adalah titik balik penting. Titik di mana mereka harus bangkit. Atau tenggelam dalam kehampaan.

Leave a Comment