klasemenligainggris – Kebangkitan Manchester City dimulai ketika Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, pengusaha dan bangsawan Uni Emirat Arab, resmi mengakuisisi Manchester City pada tahun 2008.
Sebelumnya, City adalah klub medioker yang jarang bersaing di papan atas Liga Inggris.
Namun, setelah akuisisi tersebut, semuanya berubah secara dramatis.
Investasi besar dilakukan untuk memperbaiki skuad, fasilitas, dan manajemen klub.
Kebangkitan Manchester City setelah diambil alih oleh Sultan Arab bukanlah kebetulan, tetapi hasil dari strategi jangka panjang yang matang.
Transformasi Instan: Dari Klub Menengah Jadi Penantang Gelar
Pada awal kepemilikan Sheikh Mansour, Manchester City langsung membeli pemain-pemain top.
Robinho menjadi transfer sensasional pertama, disusul nama besar seperti Carlos Tevez, Yaya Touré, dan David Silva.
Dengan kedalaman skuad baru, City perlahan mulai merangsek ke papan atas Liga Premier.
Musim demi musim, mereka menantang dominasi Manchester United, Chelsea, dan Arsenal.
Kebangkitan Manchester City pun tak terbendung. Mereka berubah menjadi kekuatan utama dengan dana tak terbatas dan ambisi besar.
Kehadiran Pep Guardiola Mempercepat Kebangkitan Manchester City
Tahun 2016 menjadi titik balik lain dalam sejarah City.
Mereka merekrut Pep Guardiola, pelatih legendaris dari Spanyol, untuk memimpin revolusi taktik.
Guardiola mengubah filosofi bermain City menjadi lebih modern, cepat, dan dominan dalam penguasaan bola.
Ia juga membawa pemain seperti Kevin De Bruyne, Ederson, dan Bernardo Silva yang sesuai dengan visinya.
Sejak saat itu, kebangkitan Manchester City tak sekadar berbasis finansial, tapi juga kualitas permainan.
Dominasi Domestik: City Mulai Kuasai Liga Inggris
Manchester City mulai mendominasi Liga Inggris sejak 2012 saat meraih gelar juara secara dramatis lewat gol Aguero.
Setelah itu, mereka meraih banyak gelar liga lainnya, termasuk musim 2017/18 saat mencatatkan 100 poin.
Mereka memenangkan 6 trofi Liga Inggris di bawah Sheikh Mansour dan beberapa Piala Liga serta Piala FA.
Kebangkitan Manchester City membuat mereka tak tergantikan dalam persaingan papan atas.
Kekuatan finansial dan strategi pelatih menjadi kombinasi mematikan bagi rival-rivalnya.
Ambisi Eropa: Liga Champions Jadi Target Utama City
Meski dominasi domestik terbukti, City sempat kesulitan di Eropa.
Namun, usaha tidak sia-sia. Pada musim 2022/2023, mereka berhasil menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya.
Trofi ini menjadi pelengkap kebangkitan Manchester City di bawah pengaruh modal Sultan Arab.
City mengalahkan Inter Milan di final dan akhirnya mengukir sejarah baru sebagai klub elite Eropa.
Kini mereka tidak hanya ditakuti di Inggris, tapi juga menjadi kekuatan global.
Etihad Campus: Bukti Investasi Infrastruktur Besar
Selain mendatangkan pemain, Sheikh Mansour juga membangun infrastruktur kelas dunia.
Etihad Campus menjadi salah satu fasilitas pelatihan terbaik di Eropa.
Akademi muda City pun berkembang pesat dan melahirkan bakat seperti Phil Foden dan Rico Lewis.
Kebangkitan Manchester City tidak hanya bersifat instan, tetapi dirancang untuk jangka panjang.
City kini menjadi model pembangunan klub modern yang sukses dari nol.
Kritik dan Tuduhan, Namun City Terus Melaju
Kesuksesan City juga diiringi kritik terkait pelanggaran aturan keuangan.
UEFA sempat menjatuhkan sanksi, namun City berhasil mengajukan banding dan lolos dari hukuman.
Meski disorot, mereka tetap fokus membangun skuad dan meraih trofi.
Kebangkitan M. City dianggap sebagai bukti bahwa konsistensi dan investasi bisa mengubah sejarah klub.
Dari Klub Kecil Jadi Raja Baru Sepak Bola Eropa
Perjalanan Manchester City dari klub biasa menjadi raksasa Eropa adalah cerita transformasi luar biasa.
Semua dimulai dari langkah berani Sheikh Mansour mengakuisisi klub pada 2008.
Dalam 15 tahun terakhir, City tak hanya mengoleksi gelar, tapi juga membangun identitas modern.
Kebangkitan Manchester City jadi bukti bahwa strategi jangka panjang dan sumber daya yang kuat bisa mengubah segalanya.