Klub Liga Inggris yang Pensiunkan Nomor Punggung: Dari Penghormatan Liverpool ke Jota hingga Bellingham yang Dipertanyakan

klasemenligainggris.idDeretan klub Liga Inggris memensiunkan nomor punggung pemain sebagai bentuk penghormatan, termasuk Liverpool dan kasus kontroversial Jude Bellingham.

Di dunia sepak bola, nomor punggung memiliki makna khusus. Lebih dari sekadar identitas di lapangan, nomor punggung sering kali menjadi simbol legacy seorang pemain. Maka tak heran jika sejumlah klub Liga Inggris memensiunkan nomor punggung pemain sebagai bentuk penghormatan.

Langkah ini biasanya dilakukan untuk mengenang jasa luar biasa seorang pemain, baik karena kontribusi besar, loyalitas tinggi, atau karena tragedi yang menimpa mereka. Namun, tak semua keputusan memensiunkan nomor mendapat respons positif.

Contohnya, Liverpool memensiunkan nomor punggung untuk Diogo Jota, sementara keputusan Birmingham City untuk memensiunkan nomor Jude Bellingham justru menuai kontroversi.

Apa Arti Memensiunkan Nomor Punggung di Sepak Bola Inggris?

Memensiunkan nomor punggung berarti klub tidak lagi memberikan nomor tersebut kepada pemain lain, biasanya sebagai penghormatan abadi kepada sosok tertentu. Dalam Premier League, tradisi ini jarang dilakukan karena kompetisi mengedepankan kontinuitas.

Namun, beberapa klub tetap mempraktikkannya. Ini menunjukkan bahwa makna emosional dan simbolis lebih diutamakan daripada efisiensi.

Biasanya, alasan utama klub Liga Inggris memensiunkan nomor punggung antara lain:

  • Meninggalnya pemain secara tragis.
  • Pengabdian luar biasa seorang legenda klub.
  • Simbol perlawanan atau inspirasi bagi komunitas.

Keputusan ini kerap mengundang respons beragam dari publik dan fans.

Liverpool dan Penghormatan kepada Diogo Jota: Benarkah Nomor 20 Dihentikan?

Rumor terbaru menyebutkan bahwa Liverpool memensiunkan nomor punggung 20 sebagai bentuk penghormatan kepada Diogo Jota. Meski belum ada konfirmasi resmi dari klub, kabar ini telah memicu perbincangan di kalangan fans.

Jota memang bukan legenda seperti Gerrard atau Dalglish, tapi ia memainkan peran penting sejak bergabung pada 2020. Gol-gol krusial, kerja keras tanpa henti, serta loyalitasnya menjadi alasan kuat bagi sebagian pihak untuk memberi penghargaan khusus.

Namun, banyak yang mempertanyakan apakah keputusan tersebut layak. Sebab, Jota belum mencapai level “ikon” klub. Bahkan, beberapa suporter menilai bahwa langkah itu terlalu berlebihan.

Terlepas dari itu, jika benar dilakukan, Liverpool akan menjadi salah satu klub Inggris pertama yang memensiunkan nomor punggung bukan karena tragedi atau pensiunnya legenda besar, melainkan penghargaan atas dedikasi aktif seorang pemain.

Kasus Jude Bellingham dan Birmingham City: Kontroversi yang Masih Jadi Perdebatan

Salah satu kasus paling kontroversial adalah Birmingham City memensiunkan nomor punggung 22 milik Jude Bellingham pada tahun 2020. Saat itu, Bellingham baru berusia 17 tahun dan hanya mencatatkan 44 penampilan bersama tim utama.

Keputusan ini sontak menuai reaksi keras dari publik sepak bola Inggris. Banyak yang mempertanyakan alasan di balik tindakan tersebut, karena Bellingham belum mencatatkan prestasi besar bersama klub. Bahkan legenda Birmingham sendiri tidak mendapat perlakuan serupa.

Pihak klub beralasan bahwa langkah ini dilakukan untuk menghormati talenta luar biasa Bellingham dan menginspirasi pemain muda lain. Namun hingga kini, pensiunnya nomor Bellingham dianggap lebih sebagai langkah simbolik promosi ketimbang penghormatan sejati.

Meski karier Bellingham terus meroket setelah pindah ke Borussia Dortmund dan kini di Real Madrid, banyak yang tetap menganggap pensiunnya nomor 22 terlalu dini dan tidak proporsional.

Klub Liga Inggris Lain yang Pernah Pensiunkan Nomor Pemain

Meski jarang terjadi, berikut adalah beberapa klub Liga Inggris yang secara resmi memensiunkan nomor punggung pemain mereka:

  1. Manchester City – Nomor 23 untuk Marc-Vivien Foé
    Gelandang asal Kamerun ini meninggal secara tragis di lapangan saat membela negaranya. City memensiunkan nomor 23 untuk mengenangnya.
  2. West Ham United – Nomor 6 untuk Bobby Moore
    Legenda Inggris dan kapten juara dunia 1966. Moore adalah ikon sejati klub, dan nomor 6 kini tidak digunakan lagi.
  3. Queens Park Rangers – Nomor 31 untuk Ray Jones
    Striker muda berbakat yang tewas dalam kecelakaan mobil. Klub memensiunkan nomornya sebagai bentuk duka dan penghormatan.
  4. Cardiff City – Nomor 7 untuk Peter Whittingham
    Salah satu pemain paling dicintai dalam sejarah klub, yang meninggal secara mendadak. Cardiff memberikan penghormatan abadi lewat nomor punggung.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa keputusan untuk memensiunkan nomor punggung tidak diambil sembarangan. Harus ada alasan kuat secara historis atau emosional.

Pro dan Kontra Memensiunkan Nomor Punggung di Liga Inggris

Tradisi memensiunkan nomor punggung memang menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, ini adalah bentuk penghargaan dan penghormatan tertinggi terhadap pemain. Di sisi lain, bisa dianggap sebagai tindakan berlebihan jika tidak disertai alasan kuat.

Keuntungan:

  • Memberikan penghormatan abadi.
  • Menunjukkan kepedulian klub terhadap sejarah.
  • Meningkatkan rasa emosional dan loyalitas antar pemain dan klub.

Kekurangan:

  • Mengurangi pilihan nomor bagi pemain baru.
  • Tidak semua kasus layak mendapat penghormatan semacam ini.
  • Dapat menimbulkan kecemburuan di antara mantan pemain lain.

Bahkan dalam banyak kasus, klub memilih untuk tidak memensiunkan nomor meski pemain telah memberikan kontribusi besar, seperti Ryan Giggs di Manchester United atau Frank Lampard di Chelsea.

Kesimpulan: Haruskah Klub Liga Inggris Terus Memensiunkan Nomor Pemain?

Memensiunkan nomor punggung adalah tradisi yang membawa beban emosional besar. Klub Liga Inggris memang jarang melakukannya karena mereka lebih mengedepankan kesinambungan tim. Namun, dalam beberapa kasus, keputusan ini memang layak diambil.

Contoh seperti penghormatan Liverpool kepada Diogo Jota dan pensiunnya nomor Bellingham di Birmingham memperlihatkan bahwa konteks dan alasan sangat memengaruhi persepsi publik.

Jika keputusan didasari kontribusi luar biasa, loyalitas tinggi, atau tragedi yang menyentuh hati, maka memensiunkan nomor punggung bisa menjadi penghormatan tertinggi. Namun jika dilakukan karena alasan promosi atau ekspektasi masa depan, maka akan mudah dipertanyakan.

Yang pasti, tradisi memensiunkan nomor punggung tetap menjadi bagian menarik dari dunia sepak bola Inggris — penuh makna, kontroversi, dan emosi.

Leave a Comment