Frasa kunci Nottingham Forest kembali jadi sorotan publik Inggris setelah klub tersebut membatalkan proyek pembangunan stadion senilai £100 juta. Rencana ambisius yang sempat dikaitkan dengan pengajuan Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia itu gagal terealisasi karena hambatan regulasi dan penolakan masyarakat lokal.
Langkah pembatalan ini menimbulkan berbagai reaksi — mulai dari kekecewaan fans, kekhawatiran investor, hingga kritik terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur olahraga di Inggris.
Latar Belakang Proyek Stadion Baru Nottingham Forest
Rencana pembangunan stadion baru Nottingham Forest pertama kali diumumkan pada 2020. Klub berniat menggantikan City Ground, stadion bersejarah yang telah berdiri sejak 1898, dengan fasilitas modern berkapasitas lebih dari 40.000 penonton.
Proyek senilai £100 juta (sekitar Rp2 triliun) ini dirancang sebagai simbol kebangkitan klub, terutama setelah Forest kembali ke Premier League. Selain itu, stadion baru tersebut sempat dimasukkan dalam daftar proposal Inggris untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia masa depan.
Namun, seiring waktu, proyek ini menghadapi hambatan panjang — mulai dari izin tata kota, isu lingkungan, hingga keberatan dari komunitas lokal yang khawatir terhadap dampak lalu lintas dan kebisingan.
Alasan Pembatalan Proyek Stadion
Menurut laporan resmi klub, pembatalan proyek stadion baru Nottingham Forest disebabkan oleh kombinasi tiga faktor utama:
- Kendala Regulasi – Proses perizinan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan karena revisi rencana tata ruang kota Nottingham.
- Penolakan Masyarakat Lokal – Sebagian warga sekitar menolak proyek karena potensi gangguan lingkungan dan peningkatan kepadatan lalu lintas.
- Kenaikan Biaya Konstruksi – Inflasi dan biaya material yang meningkat pasca-pandemi membuat total anggaran melampaui perkiraan awal.
Ketiga faktor tersebut membuat klub memilih untuk menunda bahkan membatalkan proyek besar ini demi menjaga stabilitas finansial.
Reaksi Manajemen Klub
Pihak manajemen Nottingham Forest menegaskan bahwa pembatalan proyek ini bukan berarti klub berhenti berinovasi. Mereka kini menyiapkan rencana renovasi besar-besaran City Ground agar stadion legendaris itu tetap layak menampung pertandingan Premier League.
Direktur eksekutif klub menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah memperbaiki infrastruktur yang ada tanpa mengorbankan sejarah dan nilai emosional City Ground bagi para pendukung.
“City Ground bukan sekadar stadion. Ini rumah bagi jutaan kenangan dan bagian dari identitas klub,” ujarnya.
Dampak bagi Klub dan Pendukung
Bagi fans Nottingham Forest, keputusan ini menimbulkan reaksi beragam. Sebagian pendukung mengaku kecewa karena stadion baru dianggap sebagai simbol kemajuan klub di era modern. Namun, sebagian lain justru mendukung langkah manajemen karena dianggap lebih realistis dan menghormati warisan sejarah.
Dari sisi bisnis, pembatalan proyek bisa berdampak pada rencana komersial jangka panjang, termasuk potensi pemasukan dari sponsor dan penjualan tiket. Namun, dengan performa tim yang stabil di Premier League, klub masih memiliki peluang kuat untuk memperluas basis penggemarnya.
Kaitan dengan Pengajuan Piala Dunia Inggris
Salah satu alasan utama pembangunan stadion baru Nottingham Forest adalah rencana dukungan terhadap proposal Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia. Proyek tersebut diharapkan menjadi salah satu venue pendukung turnamen internasional itu.
Kini, dengan proyek yang dibatalkan, posisi Nottingham dalam daftar kota kandidat Piala Dunia berpotensi tergeser oleh wilayah lain yang memiliki infrastruktur siap pakai. Meski begitu, otoritas sepak bola Inggris menegaskan bahwa peluang Nottingham masih terbuka jika rencana renovasi City Ground rampung tepat waktu.
Tantangan Regulasi dan Lingkungan di Inggris
Kasus Nottingham Forest menggambarkan tantangan besar yang dihadapi banyak klub sepak bola Inggris ketika ingin membangun stadion baru. Regulasi yang ketat, birokrasi panjang, serta tekanan dari kelompok lingkungan sering kali menghambat proyek besar.
Beberapa proyek serupa di masa lalu, seperti pembangunan stadion baru di Everton dan Tottenham, juga memakan waktu bertahun-tahun sebelum mendapatkan izin penuh. Ini menunjukkan bahwa modernisasi stadion di Inggris harus selalu mempertimbangkan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Langkah Selanjutnya: Fokus pada Modernisasi City Ground
Sebagai respons terhadap pembatalan proyek baru, Nottingham Forest mulai menyusun rencana modernisasi City Ground. Renovasi akan meliputi peningkatan kapasitas tribun utama, pembaruan sistem pencahayaan, serta pembangunan area VIP dan media center.
Selain itu, klub juga berencana memperluas area parkir dan akses transportasi publik untuk mengurangi kepadatan di sekitar stadion saat hari pertandingan. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan pengalaman penonton sekaligus mempertahankan atmosfer khas City Ground.
Analisis: Keputusan Realistis di Tengah Tekanan Ekonomi
Keputusan untuk membatalkan proyek stadion baru mungkin terlihat mengecewakan, tetapi secara finansial langkah ini cukup realistis. Dalam situasi ekonomi global yang tidak stabil, klub Premier League kelas menengah seperti Nottingham Forest harus menjaga keseimbangan antara ambisi dan keberlanjutan keuangan.
Analis sepak bola Inggris menilai bahwa strategi fokus pada renovasi lebih menguntungkan dalam jangka menengah. Dengan dana lebih kecil, klub masih bisa meningkatkan kualitas fasilitas tanpa menanggung risiko hutang besar.
Kesimpulan: Antara Tradisi dan Modernisasi
Kasus Nottingham Forest dan proyek stadion £100 juta mencerminkan dilema klasik dalam dunia sepak bola modern: antara mempertahankan warisan sejarah dan mengejar kemajuan. Keputusan klub untuk mundur dari proyek besar mungkin mengecewakan sebagian pihak, namun langkah ini menegaskan komitmen terhadap stabilitas dan tanggung jawab sosial.
City Ground tetap menjadi simbol kebanggaan Nottingham — tempat di mana sejarah besar klub pernah ditulis, dan mungkin, masa depan yang lebih matang akan dimulai.