klasemenligainggris – Setelah keputusan UEFA, Nottingham Forest jadi pengganti Crystal Palace di Liga Europa, menyusul sanksi karena pelanggaran aturan multi‑club ownership oleh Palace.
Forest naik pangkat dari Conference League ke panggung kompetisi Eropa kedua.
Frasa kunci: Nottingham Forest gantikan Crystal Palace di Liga Europa dan aturan kepemilikan ganda UEFA.
Pelanggaran Multi‑Club Ownership: Alasan UEFA Mengganti Palace
UEFA melarang satu individu punya pengaruh besar di dua klub dalam kompetisi yang sama.
Pemilik Palace, John Textor, juga memiliki saham di Lyon—yang sama-sama lolos ke Liga Europa 2025–26.
UEFA memutuskan bahwa Forest menggantikan Palace karena struktur kepemilikan itu melanggar peraturan sejak 1 Maret 2025.
Upaya Darurat Palace dan Surat Protes Forest ke UEFA
Forest secara resmi menyampaikan protes ke UEFA atas kemungkinan pelanggaran regulasi oleh Palace .
Sementara itu, Palace menawarkan penempatan saham ke blind trust dan penjualan, tetapi terlambat melewati tenggat 1 Maret dan akhirnya ditolak.
Forest Promosi: Gantikan Palace dan Dapatkan Slot Liga Europa
UEFA secara resmi menetapkan bahwa Nottingham Forest akan menggantikan Crystal Palace untuk mengisi satu slot di ajang Liga Europa musim depan. Keputusan ini diambil menyusul ketidakpatuhan Palace terhadap batas waktu pengaturan kepemilikan klub.
Sementara itu, Brighton & Hove Albion juga berpotensi mendapatkan tempat di UEFA Conference League jika terjadi mekanisme cascading, yaitu pergeseran slot kompetisi akibat diskualifikasi klub lain. Ini membuka peluang baru bagi klub-klub Inggris lainnya untuk tampil di panggung Eropa.
Bagi Forest, situasi ini menjadi momen bersejarah dan sangat menguntungkan. Klub tak hanya mendapat bonus insentif finansial dari partisipasi di Liga Europa, tetapi juga memperoleh kesempatan emas untuk memperkuat reputasi mereka di kancah Eropa. Dengan tampil di kompetisi bergengsi ini, Forest bisa menarik sponsor baru, meningkatkan nilai pemain, serta memperluas basis penggemar di luar negeri.
Perbandingan Forest dan Palace dalam Menyikapi Regulasi UEFA
Nottingham Forest, yang dimiliki oleh Evangelos Marinakis, secara proaktif menerapkan sistem blind trust tepat sebelum tenggat waktu yang ditentukan oleh UEFA. Langkah ini mereka ambil demi menghindari potensi konflik kepemilikan ganda, sebuah isu yang juga sempat menimpa beberapa klub dari kawasan Balkan. Dengan strategi tersebut, Forest menunjukkan komitmen kuat terhadap kepatuhan regulasi UEFA, terutama dalam hal transparansi struktur kepemilikan.
Sementara itu, Crystal Palace gagal bertindak tepat waktu di momen yang sangat krusial. Keterlambatan ini membuat mereka tertinggal dalam proses verifikasi kepemilikan, yang akhirnya membuat UEFA menjatuhkan sanksi administratif. Akibatnya, meskipun Palace secara performa lolos ke kompetisi Eropa, justru Nottingham Forest yang dipastikan tampil di Liga Europa musim depan sebagai bentuk penghargaan atas kepatuhan mereka terhadap aturan.
Reaksi dan Dampak pada Liga Inggris
Forest diperkirakan dapat mendatangkan talenta baru dan menikmati peningkatan finansial.
Palace menyebut keputusan ini “ketidakadilan terbesar” dan berencana banding ke CAS.
Respons ini juga jadi pelajaran bagi klub Inggris lain soal administrasi.
Forest Naik, Palace Turun karena Regulasi UEFA
Kasus ini menunjukkan pentingnya kepatuhan administratif.
Forest dihargai karena kesiapan dan kepatuhan terhadap regulasi—sementara Palace menderita akibat terlambat mengubah struktur saham mereka.
Nottingham Forest menggantikan Crystal Palace di Liga Europa bukan sekadar sanksi teknis, tetapi juga pembelajaran administratif yang tajam.