Ketika membicarakan pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions, dua nama akan selalu menempati posisi teratas dalam sejarah klub. Chelsea bukanlah klub yang mendominasi Eropa dalam waktu lama, namun mereka berhasil meraih gelar bergengsi tersebut dua kali—masing-masing pada 2012 dan 2021. Kedua kemenangan itu dicapai bukan oleh pelatih ternama saat itu, melainkan oleh sosok yang membawa perubahan cepat, taktik tajam, dan semangat luar biasa. Siapa mereka? Inilah ulasan lengkap tentang dua pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions.
Roberto Di Matteo: Legenda Instan di Musim Penuh Drama 2012
Nama pertama dalam daftar pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions adalah Roberto Di Matteo. Ia mengambil alih posisi manajer Chelsea secara interim pada Maret 2012 setelah Andre Villas-Boas dipecat karena hasil buruk. Tidak banyak yang memprediksi bahwa Di Matteo akan membawa Chelsea menjuarai Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
🔹 Perjalanan Tak Terduga ke Final
Setelah menang dramatis atas Napoli, Chelsea juga sukses mengalahkan Benfica dan Barcelona dalam perjalanan menuju final. Lawan mereka di partai puncak adalah Bayern München, yang bermain di kandang sendiri, Allianz Arena.
Di Matteo menyusun strategi bertahan total dengan blok rendah dan permainan pragmatis. Chelsea tertinggal lebih dulu, namun Didier Drogba menyamakan kedudukan lewat sundulan ikonik. Laga berlanjut ke adu penalti, dan Chelsea keluar sebagai juara.
🔹 Kunci Kesuksesan Di Matteo
- Gaya Bermain: Defensif ketat, memanfaatkan peluang
- Pemain Kunci: Drogba, Cech, Lampard
- Strategi: Blok rendah, counter-attack, keberanian menghadapi tekanan besar
Roberto Di Matteo mungkin bukan pelatih top papan atas, namun ia membuktikan bahwa taktik yang tepat di momen penting mampu menciptakan sejarah.
Thomas Tuchel: Si Arsitek Taktik Modern 2021
Sembilan tahun setelah kemenangan pertama, Thomas Tuchel muncul sebagai pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions kedua kalinya. Tuchel datang pada Januari 2021 menggantikan Frank Lampard yang dipecat akibat performa yang inkonsisten.
Tak butuh waktu lama bagi Tuchel untuk mengubah Chelsea menjadi tim yang solid dan sulit dikalahkan. Hanya dalam waktu beberapa bulan, ia menyulap lini belakang Chelsea menjadi tembok baja dan membentuk tim dengan pressing tinggi serta penguasaan bola presisi.
🔹 Dominasi di UCL dan Final Sempurna
Chelsea menyingkirkan Atletico Madrid, Porto, dan Real Madrid sebelum akhirnya bertemu Manchester City di final. Dalam laga penuh intensitas, Tuchel unggul secara taktik atas Pep Guardiola. Gol tunggal Kai Havertz mengantarkan The Blues meraih trofi keduanya.
🔹 Keunggulan Taktis Tuchel
- Formasi: 3-4-2-1
- Pendekatan: Tekanan tinggi, pertahanan rapat
- Pemain Kunci: Mendy, Kante, Mount, Havertz
Dengan Tuchel, Chelsea tidak hanya memenangkan Liga Champions, tetapi juga bermain indah, efisien, dan sangat terorganisir.
Perbandingan Dua Pelatih Pemenang Liga Champions Chelsea
Meskipun keduanya berbeda gaya, pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions ini memiliki satu kesamaan: kemampuan membaca pertandingan dan memanfaatkan momentum.
Aspek | Roberto Di Matteo (2012) | Thomas Tuchel (2021) |
---|---|---|
Status Awal | Interim | Pelatih baru (pertengahan musim) |
Gaya Bermain | Bertahan & oportunistik | Tekanan tinggi & taktis |
Lawan Final | Bayern München | Manchester City |
Hasil Akhir | Menang adu penalti | Menang 1-0 |
Strategi Unggulan | Parkir bus, counter | Pressing, kontrol ruang |
Dampak Jangka Panjang Bagi Chelsea
Kedua pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions tidak hanya memberikan trofi, tapi juga memperkuat posisi Chelsea sebagai kekuatan Eropa. Gelar tersebut mendongkrak reputasi klub di mata dunia, menarik pemain bintang, dan meningkatkan nilai brand secara global.
- 2012: Gelar pertama membuka jalan bagi Chelsea menjadi “klub besar Eropa”.
- 2021: Gelar kedua menegaskan era baru kepelatihan modern dan filosofi berbasis data.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kedua Pelatih?
Kisah pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions menjadi bukti bahwa sukses di panggung tertinggi tak selalu memerlukan waktu panjang. Fokus, adaptasi cepat, dan kepercayaan pada sistem menjadi kunci.
Pelajaran Utama:
- Interim pun bisa juara (Di Matteo)
- Ganti pelatih di pertengahan musim bukan akhir dunia (Tuchel)
- Taktik lebih penting daripada reputasi
- Mengatur momentum krusial dalam sepak bola Eropa
Kesimpulan: Dua Nama, Dua Gaya, Satu Sejarah Chelsea
Baik Roberto Di Matteo maupun Thomas Tuchel telah menuliskan nama mereka dalam sejarah emas Chelsea. Keduanya adalah pelatih yang bikin Chelsea juara Liga Champions di dua era berbeda, dengan filosofi berbeda, namun satu tujuan yang sama: membuat The Blues berjaya di Eropa.
Kisah mereka menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, yang menentukan bukan hanya nama besar, tetapi siapa yang bisa mengubah peluang menjadi kenyataan.